Sampai sekarang, perbedaan gender masih menjadi hal yang diperbincangkan. Perempuan yang selalu ingin disetarakan dengan laki-laki. Kadang, kalau kita pikir, yang membuat perbedaan tersebut adalah diri kita.
Bagaimana tidak, sebenarnya perempuan dan laki-laki mempunyai derajat yang sama. Mempunyai tingkat yang sma. Namun, kita sering membuat satu masalah baru. Laki-laki yang tidak menghoramati perem,puan. Bahkan, perempuan yang selalu merasa dibawah laki-laki.
Di zaman sekarang, sewajarnya kita tak perlu lagi mempersoalkan hal itu. Bila kita masih suka membandingkan nilai lebih dari laki-laki dan perempuan memang suatu hal yang sangat bodoh. Keduanya sama-sama mempunyai nilai lebih masing-masing. Zaman sekarang, tidak ada lagi perempuan yang dikekang. Perempuan bebas berkarir, bebas menentukan nasibnya.
Kenyataannya, sebahagian orang masih belum meyakini hal ini. Yang menarik adalah saat masa kampanye caleg ini. Memang telah diberikan kesempatan untuk perempuan menjadi caleg. Tiap partai harus mempunyai caleg perempuannya.
Ada caleg yang memasang logo, saatnya perempuan menjadi pilihan, idealnya lelaki memilih perempuan, pililah perempuan, perempuan lebih baik, perjuangkan nasib perempuan dan sebagainya.
Secara tidak langsung jelas orang ini membuat pemisah antara perempuan dan laki-laki. Sebenarnya pemimpin itu tak pernah kita nilai dari jenis kelaminnya, namun dari kemampuannya untuk memimpin. Kalau dia perempuan lebih baik dari laki-laki, kita kan pilih. Bukan saatnya lagi membedakan jenis kelamin karena perbedaan gender yang kita harapkan bisa selesai malah semakin selesai.
Saya sangat setuju sekali dengan pendapat itu tetapi bukankah orang yang menjadi pemimpin itu setidak-tidaknya tahu bagaimana berinteraksi dengan masyarakat dan menjaga perasaan orang lain, tapi megapa malah seorang pemimpin memberikan suatu sikap yang membedakan gender tersebut seharusnya orang yang seperti itu tidak pantas menjadi pemimpin karena pemimpin seperti yang dikatakan sebelumnya tidak membeda-bedakan jenis kelamin. apa jadinya jika kesetaraan gender diakui tetapi kenyataanya Nol besar..
ya begitulah, harusnya kita bisa memilih, calon pemimpin yang demikian tak pantas memimpin bangsa kita. Mereka bukannya menghapuskan perbedaan gender tapi malah menciptakan persoalan yang baru. Yang jelas sekarang kita harus mengakui kalau perbedaan jenis kelamin itu tak ada lagi.
satuju2,,
Ya itu ma ngegunain kesempatan dirinya sbg perempuan,, coba kalo dia laki2, masa’ “saatnya laki2 menjadi pilihan, idealnya perempaun memilih lelaki, pilihlah laki2, lelaki lebih baik, perjuangkan nasib laki2…dsb” kan lucu tu??!! Bukannya sekarang udah gak da lagi gitu2an. Perempuan ama laki2 kan emang udah sama?!